Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Bagian I : Perbedaan Aksioma

Dalam rangka memahami metode kualitatif dan kuantitatif secara mendalam, kali ini admin akan menjabarkan perbedaan metode kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan keduanya tersebut disarikan dari buku Prof. Dr. Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung. Perbedaan keduanya tersebut akan dibagi kedalam beberapa judul artikel. Dan yang anda baca ini adalah artikel bagian yang pertama.

Pada dasarnya perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, adn karakteristik penelitian. Kali ini kita akan melihat bagaimana perbedaan keduanya melalui perbedaan aksioma keduannya.

Arti aksioma sacara sederhana adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan objek penelitian, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, peran nilai. Dalam artikel ini akan dibahas satu per satu.

1. Sifat realitas

Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif dalam memandang realitas, gejala, atau pun objek yang akan diteliti. Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya, dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, memandang realitas sebagai suatu yang kongkret (nyata), dapat diamati dengan panca indera manusia, dapat diklasifikasikan menurut bentuk, jenis, warna, perilaku, tidak berubah, dapat diverifikasi dan diukur. Jadi, dalam penelitian kuantitatif, si peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari objek yang diteliti, dan dapat mengukurnya dengan membuat instrumen penelitian.

Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan kepada filsafat postpositivisme, memandang realitas sebagai objek yang tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel. Pada penelitian kualitatif memandang objek sebagai suatu yang dinamis, hasil interprestasi dan konstruksi pemikiran terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari objek tersebut mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Realitas pada penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak atau teramati, akan tetapi juga sampai dibalik yang tampak tersebut. Jadi bagi penelitian kualitatif, realitas itu merupakan konstruksi atau interprestasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak di lapangan.

2. Hubungan peneliti dengan objek yang diteliti

Bagi penelitian kuantitatif, kebenaran itu berada di luat dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan objek yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.  Sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen dan dengan teknik pengumpulan data observasi terlibat dan wawancara mendalam, maka peneliti harus berinteraksi dengan sumberdata. Dengan kata lain peneliti kualitatif mengenal betul orang yang memberikan data.

3. Hubungan antar variabel

Si peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variable terhadap objek penelitian lebih bersifat sebab dan akibat (kausalitas), sehingga dalam melakukan penelitian ada variabel dependen dan ada variabel independen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Contohnya pengaruh pelayanan terhadap nilai penjualan, artinya semakin bagus pelayanan maka akan banyak nilai penjualan. Pelayanan diposisikan sebagai variabel independen (sebab) dan nilai penjualan sebagai akibat atau variabel dependen.

Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik (utuh) dan menekankan pada proses, maka dalam melihat hubungan antar variabel pada objek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi. Contohnya hubungan antara pelayanan dan nilai penjualan. Dalam hal ini hubungan interaktif, artinya makin banyak tenaga yang dikeluarkan untuk pelayanan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Demikian juga sebaliknya.

4. Kemungkinan generalisasi

Umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Kemudian data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik random. Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi atau kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi di mana sampel tersebut diambil.

Sedangkan penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi akan tetapi lebih menekankan pada kedalaman informasi, sehingga sampai pada tingkat makna. Meskipin penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, buka berarti hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain.

5. Peranan nilai

Si peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti dengan sumber data. Dalam interaksi tersebut baik si peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, kepentingan, presepsi dan nilai-nilai , sehingga dalam pengumpulan data, analisis data, dan pembuatan laporan akan terikat pada nilai masing-masing.

Sedangkan dalam penelitian kuantitatif, karena si peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena bebas nilai, maka si peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh objektif.


Sumber : Prof. Dr. Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.