Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Bagian III : Proses Penelitian (I)

Perbedaan penetian kualitatif dan kuantitatif yang ketiga dapat dilihat dari proses penelitian. Dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai proses penelitian kuantitatif yang disarikan dari buku Prof. Dr. Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.Untuk proses penelitian kualitatif akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Proses Penelitian Kuantitatif

Pada prinsipnya tujuan dari penelitian adalah untuk menyelesaikan sebuah masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan praktek, perencanaan dengan pelaksanaan dan lain sebagainya.

Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari objek yang diteliti untuk mendapatkan yang betul-betul menjadi masalah. Masalah tidak dapat dipereleh dari belakang meja, oleh sebab itu harus digali melalui studi pendahuluan melalalui fakta-fakta empiris. Selanjutnya agar masalah dapat dijawab dengan baik maka masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan pada umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya atau pertanyaan.

Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka si peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah. Kemudian juga, penemuan penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara (hipotesis) terhadap rumusan masalah penelitian.

Hipotesa atau hipotesis adala jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh referensi penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara faktual atau empiris.

Lalu untuk menguji hipotesis tersebut penulis bisa memilih metode/pendekatan/desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan kosistensi yang dikehendaki. Sementara pertimbangan praktisnya adalah ketersedian dana, waktu, dan kemudahan-kemudahan lainnya. Berhubungan dengan metode kuantitatif, metode yang dapat digunakan antara lain adalah metode survey, ex post facto, eksperimen, evaluasi, action research, dan policy research.

Apabila metode penelitian sudah dipilih dengan tepat, maka selanjutnya peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data, data dapat berbentuk teks, angket atau kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpulan data, instrumen tersebut terlebih dahulu harus diuji reliabilitasnya dan validitasnya. Pengumpulan data dapat dilakukan pada objek tertentu baik yang berbentuk populasu atau pun sampel. Jika si peneliti ingin membuat generalisasi terhadap temuanya, maka sampel yang dipilih haruslah representatif atau mewakili semuanya.

Jika semua data sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisi data tersebut untuk menjawab rumusan masalah dengan menguji hipotesis yang telah dibuat dengan teknis statistik tertentu. Melalui analisis maka akan diketahui apakah hipotesis yang dibuat bisa diterima atau tidak.

Proses selanjutnya adalah kesimpulan. Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Jadi, berdasarkan beberapa proses di atas dapat dikatakan bahwa metode penelitian kuantitatif bersifat linier, dimana langkah-langkahnya jelas dan sistematis, mulai dari rumusan masalah, teori, hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan membuat kesimpulan dan saran.


Sumber : Prof. Dr. Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.